Jumat, 23 Maret 2012

Perilaku Keorganisasian

1. Studi Tentang Organisasi.

1. Alat untuk mencapai tujuan.

Organisasi adalah kumpulan beberapa orang yang bekerja sama dalam melakukan pembagian kerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi juga dapat memiliki arti merancang dan mengalokasikan pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah organisasi biasanya terdiri atas beberapa unsur yang saling terkait untuk tujuan tertentu. Unsur-unsur tersebut harus bekerja sama untuk membentuk suatu organisasi yang utuh.

2. Definisi Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

3. Pendekatan Pengetahuan Perilaku Organisasi

Keith Davis dan John W Newstrom (1993) : empat asumsi dasar memahami manusia :
1. Perbedaan individu, manusia dilahirkan membawa keunikan masing-masing. Dengan memahami perilaku tertentu seseorang, kita akan memahami dan mencari variable penyebab perbedaan prestasi individu. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu a.l. : a)variable fisiologis (fisik dan mental), b)variable psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi), c)variable lingkungan (keluarga, kebudayaan, kelas sosial). Gibson, dkk tentang perilaku individu : (a)perilaku timbul karena ada stimulus atau motivasi, (b)perilaku diarahkan kepada tujuan, (c)perilaku yang terarah pada tujuan dapat terganggu oleh frustasi, konflik, dan kecemasan.
2. Orang seutuhnya, seorang manusia perlu dilihat secara utuh, bukan sepotong-sepotong, karena dapat menyesatkan pandangan orang terhadapnya.
3. Perilaku termotivasi, sebab mengapa seorang karyawan bekerja lebih baik daripada karyawan lain? Gibson, dkk : a.l. sebab beda kemampuan, naluri, imbalan intrinsik, dan ekstrinsik, tingkat aspirasi dan latar belakang seseorang. Campbell dkk (1970) : motivasi berkaitan dengan (a)arah perilaku, (b)kekuatan respon, setelah memilih mengikuti tindakan tertentu, (c)ketahanan perilaku, berapa lama terus-menerus berperilaku tertentu.
4. Martabat/nilai manusia, unsur manusia perlu dibedakan dari unsur lain. Miftah Thoha : perbedaan karakteristik manusia, beda pengetahuan, kemampuan, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan, dll.
Masalah yang paling vital dalam organisasi yang menjadi tantangan manajer adalah : manusia dan perilakunya. Tiga pendekatan dalam memahami terjadinya perilaku :
1. Pendekatan Kognitif
Pengenalan cenderung bersifat individual. Sumber teori = Psikologi. Littlejohn (1992) : kaitan antara stimuli (S) yang berfungsi sebagai masukan (input) dan jawaban/respon (R) berupa perilaku yang berfungsi sebagai keluaran (output), ada pemrosesan informasi. Miftah Thoha (1983) : perilaku tersusun secara teratur. Ada rangsangan/pemrosesan untuk mengetahui/mengenal (cognition), lalu dijawab dengan perilaku.
2. Pendekatan Kepuasan
Adanya faktor dalam diri yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct), mendukung (sustain), dan menghentikan (stop) perilaku. Abraham H. Maslow, teori hierarki kebutuhan : a)manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda yang ingin dipenuhinya, b)kebutuhan yang mendesak dipenuhi lebih dulu, itulah yang menyebabkan orang berperilaku, c)kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong perilaku. Dikenal dengan 5 jenjang kebutuhan :

1. kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal, seks, dll)
2. keselamatan dan keamanan
3. afiliasi, sosial, dan cinta
4. Penghargaan/status
5. Aktualisasi diri.

Catatan penting dalam teori ini :
a)asumsi, manusia mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan maju,
b)adanya kebutuhan tingkat tinggi, yaitu Penghargaan dan Aktualisasi Diri,
c)kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali dapat menimbulkan kesulitan bagi manajer, berupa frustasi, konflik, dan tekanan intern.
Termasuk pendekatan kepuasan : Frederick Herzberg, teori dua-faktor : 2 faktor yang membuat orang puas/tidak puas :
§ factor Hygiene (kesehatan) = mempertahankan semangat kerja, bila faktor ini dipenuhi netral saja, tetapi bila tidak dipenuhi timbul ketidakpuasan, misalnya = gaji
§ factor Motivator (motif) = penghargaan dan aktualisasi wewenang, pengakuan, dsb. Bila dipenuhi timbul kepuasan, tak dipenuhi = netral saja, dengan terminology berorientasi kepada pekerjaan. Dua kontinum untuk dapat menafsirkan kepuasan kerja secara tepat, yaitu bila suatu kondisi kerja menyebabkan kepuasan kerja maka bila kondisi kerja itu tidak ada akan menimbulkan ketidakpuasan dan sebaliknya.
David Mc Clelland, teori motivasi atau Teori Kebutuhan yang dipelajari : kebanyakan kebutuhan manusia diperoleh dari adanya kebudayaan, yaitu :
(1)kebutuhan berprestasi (need for achievement – N-Ach)
(2)kebutuhan afiliasi (need for affiliation – N-Aff)
(3)kebutuhan kekuasaan (need for power – N-Pow).
Hampir mirip Maslow, kebutuhan yang mendesak memotivasi orang tsb memenuhi. Bedanya : ada analisa kebutuhan dapat dipelajari oleh seseorang. Kebudayaan bangsa yang ekonominya lemah dapat ditingkatkan secara cepat dengan merangsang rakyat mempunyai N-Ach tinggi. Bukti-buktinya sbb : mereka yang mempunyai N-Ach tinggi : (1)lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, (2)menghindari hasil karya yang mudah dan sukar lebih senang kepada tujuan yang sebatas kemampuannya, (3)menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien tentang hasil karyanya, (4)senang bertanggung jawab pada pemecahan masalah. N-aff = ada 2, Approach (ingin pendekatan) dan Avondance (takut sendiri). N-pow = ada 2, Sosial (ingin mengurus tujuan kelompok) dan Personal (ingin menaklukan lawan).
3. Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan ini menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai kepribadian dan personalianya.
a. Einstein : mengapa dasar pembawaan halus dan gerak hati manusia dapat menimbulkan perilaku agresif? karena keterbatasan pengendalian dirinya?
b. Sigmund Freud (pelopor psiko-analis) : menjawab surat Einstein : manusia mempunyai naluri/instict yang mudah menyulut semangat berperang, naluri untuk menghancurkan, ada 2 pendorong kehidupan manusia : (1)Eros = naluri untuk hidup, kecenderungan untuk bersatu, penjagaan diri, seks, dan cinta. (2)Thanatos = harapan kematian yang menghimpun manusia ke arah kehancuran. Ada mekanisme pertahanan untuk menyesuaikan keinginan sebagai kenyataan eksternal dan nilai-nilai internal (kesadaran). 3 unsur yang menimbulkan konflik (a)id (das-es) : mendasarkan pada kesenangan, tidak rasional, impulsive, condong pada apa yang dirasa baik, (b)ego (das-ich) : logika, yang mungkin/tak mungkin, patut/tidak, jalan tengah, (c)superego (das-uberich) : alam ketidaksadaran manusia, hati nurani, moral, nilai-nilai individu, condong pada yang dirasa benar.
c. Gibson dkk : sikap adalah kesiap-siagaan mental yang diorganisasi dengan pengalaman, tanggapan orang lain, objek dan lain-lain yang bersifat tetap dan berubah, tergantung tingkat pemahaman terhadap lingkungan. Sikap menentukan perilaku sebab sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar, dan motivasi. Kepribadian dipengaruhi faktor budaya dan sosial; (1)kepribadian adalah keseluruhan yang terorganisasi bila tidak maka individu tidak mempunyai arti, (2)pola-pola kepribadian dapat diamati dan diukur, (3)kepribadian memiliki dasar biologis yang berkembang dan berubah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya, (4)kepribadian punya segi-segi yang dangkal (ingin menguasai) dan inti yang lebih dalam (sentimen, perasaan wewenang), (5)kepribadian mencakup ciri yang umum dan khas, tiap orang berbeda tapi ada hal-hal yang sama.
d. Porter / Samovar : isi dan pengembangan sikap dipengaruhi kepercayaan & nilai-nilai yang dianut.
e. Solomon E Asch : semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, yaitu informasi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sikap pada seseorang/sesuatu tergantung "citra" kita pada itu. Citra diperoleh dari sumber-sumber informasi.
f. Leon Festinger : Disonansi Kognitif : suatu keadaan bila terjadi ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen perilaku, yaitu suatu bentuk yang tidak konsisten dan tidak disenangi sehingga orang itu mengurangi disonansi untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kesenjangan antara sikap dan perilaku adalah karena tidak ada konsistensi antara sikap yang tersembunyi dan perilaku yang terbuka.
g. Russel G Geen (1976) ingin menjawab, bagaimana orang bereaksi terhadap tekanan hidup, mengatasi, dan apa yang terjadi bila penyelesaian itu tidak efektif. Kepribadian adalah seperangkat perilaku yang membentuk karakter respon seseorang terhadap situasi dan waktu tertentu.
h. Salvatore R Maddi (1980) : Kepribadian adalah ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang dibentuk dari faktor keturunan, lingkungan, sos-bud. Kekuatan-kekuatan yang membentuk kepribadian :
1.keturunan
2.kebudayaan
3.hubungan keluarga
4.kelas sosial, kelompok dll.
Tiga pendekatan Teori Kepribadian :
a) Pendekatan Ciri (Traits)
Gordon Allport (1966), ciri (traits) adalah kecenderungan yang dapat diduga, mengarahkan perilaku individu pada konsistensi dan khas, sifat menetap dengan jangkauan umum dan luas, bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan tindakan, dan sumber keunikan. 3 asumsi ciri : (1)membuat berbagai stimulus (S) berfungsi sama, (2)penyebab perilaku dan alat menjelaskan/mengurai perilaku, (3)pembentukan ciri terpisah secara kultural
b) Pendekatan Psikodinamik
yaitu teori Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego. Kepribadian dibentuk dari pengalaman ketika kecil, proses mental sehingga 3 unsur itu menyusun. Konflik membentuk 3 unsur itu maka konflik membentuk kepribadian.
c) Pendekatan Humanistik
Carl Rogers (1977) : harus mendengar apa yang dikatakan orang lain mengenai diri kita, mempersepsikan dunia dan kekuatan yang mempengaruhi, kemudian mengaktualisasi diri sebagai usaha terus-menerus mewujudkan potensi dengan cara berpusat pada masalah, kreatif, demokratis, mengadakan hubungan pribadi, dan menerima orang lain apa adanya. Kelemahannya : condong ke individualis.

4. Pendekatan Mengenai fungsi Organisasi.

Pendekatan organisasi :
Keyakinan bahwa keefektifan organisasi tidak dapat dirumuskan karena ada perbedaan pandangan, oleh karena itu, maka pemahamannya melalui suatu pendekatan yang sering diungkapkan dengan apa yang disebut :

1) Pendekatan pencapaian tujuan, menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya.
2) Pendekatan sistim, bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.
3) Pendekatan stakeholders, dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba atau investasi, pertumbuhan penghasilan ; pegawai adalah kompensasi, tnjangan tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja ; pelanggan adalah kepuasan terhadap harga, kualitas, pelayanan ; kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang.
4) Pendekatan nilai-nilai bersaing, bertitik tolak dengan assumsi terdapat apa yang disebut dengan fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ; perolehan sumber (mampu meningkatkan dukungan dari luar dan memperluas jumlah tenaga kerja) ; perencanaan (tujuan jelas dan dipahami dengan benar) ; produktifitas (volume keluaran tinggi, rasio keluaran terhadap masukan tinggi) ; Ketersediaan informasi (saluran komunikasi membantu pemberian informasi kepada orang mengenai hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan mereka) ; stabilitas (perasaan tenteram, kontinuitas, kegiatan berfungsi secara lancar) ; Tempat kerja yang kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama dengan yang lain) ; tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan, mempunyai keterampilan dan berkapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik)







2. Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi

1. Variabel” yang mempengaruhi perilaku invividu

Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu yaitu :
1. Variabel-variabel dependen : Faktor-faktor kunci yang ingi dijelaskanatau diperkirakan dan yang terpengaruh oleh faktor lain ( dipengaruhi variabel bebas ). Macam-macam variabel tersebut adalah : Produktivitas ( ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi ), Keabsenan/kemangkiran ( gagal atau tidak melapor untuk bekerja ), Pengunduran diri (penarikan diri secara sukarela atau tidak suka rela dari suatu organisasi ), Kepuasan kerja ( sikap umum terhadap pekerjaan seseorang ).

2. Variabel-variabel independen : yang memusatkan perhatian pada variabel-variabel level individu yaitu : Usia, status perkawinan, jenis kelamin, masa kerja, variabel-variabel level kelompok, variabel-variabel level sistem organisasi.

2. Teori dan Prisip Motivasi.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Macam-macam uraian motif yang ada pada manusia yang menjadi faktor pendorong dari perilaku manusia yaitu :
1. Motif kekuasaan yaitu kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia-manusia lainnya melalui keunggulan-keunggulan yang dimilkinya.
2. Motif berprestasi yaitu keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan tugas secara sempurna atau sukses didalam suatu persaingan.
3. Motif untuk bergabung yaitu kebutuhan untuk berada bersama orang lain.
4. Motif keamanan yaitu kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan dan gangguan yang akan mengancam keberadaannya.
5. Motif status yaitu kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingakatan tertentu didalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat.


3. Penerapan Motivasi dalam Organisasi

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Maka dari itu hal tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bisa memberikan motivasi (dorongan kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan. Dengan adanya motivasi yang tinggi pada karyawan (anggota organisasi) maka jalan untuk mencapai tujuan organisasi akan semakin terbuka dengan usaha dan kerja keras.

4. Tekanan (Stress) individu.

Tekanan ( stress ) individu adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang sehingga mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.

Faktor pemicu stress ( stressor ) di bagi menjadi 2 macam yaitu :

1. Stressor on the job ( dari dalam lingkungan pekerjaan ): beban kerja berlebih, frustasi dan desakan waktu ( deadline ).
2. Stressor off the job ( dari luar lingkungan pekerjaan ): krisis keuangan, permasalahan anak dan permasalhan rumah tangga.

Sasaran Belajar :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan variable apa saja yang mempengaruhi perilaku individu.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan prinsip motivasi.
3. Mahaiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi stress, dan pemecahan masalah.





3. Perilaku Kelompok dan Interpersonal.


• pengertian kelompok adalah dua individu atau lebih yang saling berinteraksi, saling bergantung dan saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.

Macam-macam jenis kelompok yaitu :
1. Kelompok formal ( terstruktur )
2. Kelompok informal ( tidak terstuktur )
3. Kelompok komando ( manajer dn semua bawahannya )
4. Kelompok tugas ( mengerjakan tugas bersama-sama)
5. Kelompok kepentingan ( mencapai tujuan khusus )
6. Kelompok persahabatan ( persekutuan sosial dalam situasi pekerjaan ).

• Teori-teori pembentukan kelompok ada empat yaitu :

1. Teori kedekatan
2. Teori interaksi
3. Teori keseimbangan
4. Teori pertukaran.

• Alasan-alasan seseorang ingin bergabung kedalam kelompok yaitu :
1. Faktor keamanan
2. Faktor harga diri
3. Faktor status
4. Faktor afiliasi
5. Faktor kekuasaan
6. Faktor pencapaian sasaran.

• Tahap-tahap perkembangan kelompok yaitu :

1. Pembentukkan
2. Keributan
3. Penormaan
4. Pelaksanaan
5. Peristirahatan.

• Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secar tatap muka yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun non verbal.

• Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang hanya melibatkan dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat, dan gurid-murid.

• Fungsi komunikasi interpersonal sebagai berikut :
1. mendapatkan respon
2. Antisipasi setelah evaluasi respon
3. Melakukan kontrol terhadap lingkungan.

• Masalah-masalah dalam komunikasi interpersonal adalah :
1. Komunikator
2. Media
3. Komunikate.

• Tujuan komunikasi interpersonal sebagai berikut :

1. Menemukan diri sendiri
2. menemukan dunia luar
3. Membentuk dan menjaga hubungan penuh arti
4. Berubah sikap dan timgkah laku
5. Untuk bermain dan kesenangan.



Daftar Pustka

• http://revrev-evomon.blogspot.com/2010/10/arti-pentingnya-organisasi-dan-metode.html
• herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/04/herwandefinisi.doc
• http://sites.google.com/site/kuliahperilakuorganisasi/
• http://hilaliyah.wordpress.com/2010/11/28/keefektifan-dan-pendekatan/
• http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-organisasi.htm
• http://viandraa.blogspot.com/2011/03/bab-2-perilaku-individu-dan-pengaruhnya.html
• lista.staff.gunadarma.ac.id/.../Perilaku+Kelompok+dan+Interpersonal....

Rabu, 14 Maret 2012

PAJAK PROGRESIF

 
MAKALAH
PAJAK PROGRESIF










Disusun oleh:
NAMA      :        RANDY QAUSAR HARIS
NPM         :        15210632


PENDAHULUAN

Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah terdapat pada zaman Romawi Kuno, antara lain dengan adanya pungutan yang bernama tributum yang berlaku sampai dengan tahun 167 Sebelum Masehi.
Pengenaan pajak pajak penghasilan secara eksplisit yang diatur dalam suatu Undang-undang sebagai Income Tax baru dapat ditemukan di Inggris pada tahun 1799. Di Amerika Serikat, pajak penghasilan untuk pertama kali dikenal di New Plymouth pada tahun 1643, di mana dasar pengenaan pajak adalah " a person's faculty, personal faculties and abilitites",
Pada tahun 1646 di Massachusetts dasar pengenaan pajak didasarkan pada "returns and gain". “Tersonal faculty and abilities" secara implisit adalah pengenaan pajak pengahasilan atas orang pribadi, sedangkan "Returns and gain" berkonotasi pada pajak penghasilan badan. Tonggak-tonggak penting dalam sejarah pajak di Amerika Serikat adalah Undang-Undang Pajak Federal tahun 1861 yang selanjutnya telah beberapa kali mengalami tax reform, terakhir dengan Tax Reform Act tahun 1986. Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (tax return) yang dibuat pada tahun 1860-an berdasarkan Undang-Undang Pajak Federal tersebut telah dipergunakan sampai dengan tahun 1962.


PENDAHULUAN
Pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang naik dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.
Di Indonesia, pajak progresif diterapkan pada pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi, yakni:[1]
  • Untuk lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai dengan Rp 50 juta, tarif pajaknya 5%
  • Untuk lapisan PKP di atas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta, tarif pajaknya 15%
  • Untuk lapisan PKP di atas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta, tarif pajaknya 25%
  • Untuk lapisan PKP di atas Rp 500 juta, tarif pajaknya 30%.

Sejak Februari 2011, DKI Jakarta menerapkan pajak progresif kendaraan. Sistem pajak ini dikenakan bagi warga yang memiliki kendaraan lebih dari satu.

Pajak progresif ini diterapkan bagi kendaraan pribadi baik roda dua dan roda empat dengan nama pemilik dan alamat tempat tinggal yang sama. Jika nama pemilik dan alamatnya berbeda, maka tidak dikenakan pajak progresif.

"Misalnya di rumah punya kendaraan pribadi dua atau tiga. Maka biaya pajak kendaraan untuk mobil yang pertama dengan mobil kedua dan ketiga jelas akan dibedakan. Makin banyak punya mobil makin besar persentase pajak kendaraannya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Royke Lumowa
Menurutnya, tujuan diberlakukannya pajak progresif, untuk membatasi jumlah kendaraan pribadi. Dengan menaikkan pajak kendaraan, maka masyarakat akan berpikir ulang untuk memiliki kendaraan lebih dari satu.
"Namun banyak masyarakat yang memilih untuk balik nama kendaraannya atas nama orang lain, agar menghindari dikenakan pajak progresif," ungkapnya.

Royke menjelaskan, hitungan biaya pajak progresif yang dibebankan bagi pemilik satu kendaraan hanya 1,5 persen dari nilai jual kendaraan (NJKB). Jika punya dua kendaraan, maka besar pajak untuk kendaraan yang kedua, 2 persen dari NJKB.

Untuk lebih jelasnya, silakan dilihat keterangan di bawah ini:

- Kendaraan pertama : 1,5 persen dari NJKB
- Kendaraan kedua : 2 persen dari NJKB
- Kendaraan ketiga : 2,5 persen dari NJKB
- Kendaraan keempat : 4 persen dari NJKB
- Lebih dari empat kendaraan : tetap 4 persen dari NJKB


Seperti sudah diterangkan sebelumnya, Pajak progresif dikenakan atas kepemilikan lebih dari satu kendaraan bermotor adapun  besarnya persentase tarif pajak adalah sebagai berikut:
         Kendaraan Pertama 1,75 % dari DPP
         Kendaraan Kedua      2,25 % dari DPP
         Kendaraan Ketiga      2,75 % dari DPP
         Kendaraan Keempat 3,25 % dari DPP
         Kendaraan Kelima     3,75 % dari DPP
Adapun DPP (Dasar Pengenaan Pajak) adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot yang ditetapkan berdasarkan PerGub (bukan nilai jual di pasaran) untuk mengetahui NJKB dan BBNKB serta PKB ke-1.
Urutan Kepemilikan Kendaraan Bermotor ini berdasarkan kwitansi saat pendaftaran kendaraan (baik itu kendaraan baru maupun bekas)
Contoh perhitungan Pajak Progresif adalah sebagai berikut:
Misalkan MJ memiliki 5 Sepeda motor Merk Honda Type NF 125 D (KarismaD), sesuai NJKB yang MJ dapat di tabel NJKB KArisma adalah Rp 9.900.000,-, maka Pajak yang dikenakan terhadap kelima Sepeda Motor MJ adalah sebagai berikut:
Kendaraan ke 1 = 1,75 % x Rp. 9.900.000,- = Rp 173.250,-
Kendaraan ke 2 = 2,25 % x Rp. 9.900.000,- = Rp 222.750,-
Kendaraan ke 3 = 2,75 % x Rp. 9.900.000,- = Rp 272.250,-
Kendaraan ke 4 = 3,25 % x Rp. 9.900.000,- = Rp. 321.750,-
Kendaraan ke 5 = 3,75 % x Rp. 9.900.000,- = Rp. 371.250,-
Sedangkan jika MJ memiliki kendaraan ke 6 dan seterusnya maka besarnya persentase PKB adalah sebesar 3,75 % x NJKB.
Satu lagi sebuah catatan dari Pajak Progresif ini, Pajak Progresif dikenakan dari motor ke motor dan dari mobil ke mobil bukan dari motor ke mobil ataupun sebaliknya.

SEBGAI tindak lanjut ketentuan Pasal 7 Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pasal 7 Serta Pasal 12 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Provinsi DKI Jakarta Ditetapkan oleh KEPMENDAGRI Nomor 25 tahun 2010 tentang penghitungan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB serta PERGUB (Peraturan Gubernur DKI Jakarta) Nomor 140 Tahun 2010 tanggal 28 Juli 2010 tentang Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB).
         Tarif Pajak Kendaraan Bermotor untuk :
1. TNI / POLRI, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dikenakan tarif Pajak sebesar 0,50 %
2. Angkutan Umum, Ambulans, Mobil jenazah dan Pemadam Kebakaran dikenakan tarif pajak sebesar 0,50 %
3. Sosial Keagamaan, Lembaga Sosial dan Keagamaan dikenakan tarif Pajak sebesar 0,50 %
         Tarif Pajak kendaraan Bermotor Alat Berat dan Besar :
Kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar dikenakan tarif pajak sebesar 0,20 %
         Tarif Bea Balik Nama kendaraan bermotor (BBN-KB) :
1. Penyerahan Pertama Sebesar 10 %
2. Penyerahan Kedua dan Seterusanya sebesar 1 %
         Tarif khusus untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar :
1. Khusus untuk alat-alat berat pertama sebesar 0,75 %
2. Penyerahan kedua dan seterusnya 0,075 %
         Penjelasan Pasal 12 tentang pendaftaran :
1. Wajib pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor wajib mendaftarkan penyerahan kendaraan bermotor dalam jangka waktu paling lambat 30 (Tiga puluh) hari kerja sejak saat penyerahan (Jual beli, Lelang, Tukar menukar, Waris/Hibah, atau Pemasukan ke dalam Badan Usaha)
2. Orang pribadi atau badan yang menyerahkan kendaraan bermotor melaporkan secara tertulis, penyerahan tersebut kepada Gubernur hal ini Kepala Dinas Pelayanan Pajak atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan.
Apabila melalaikan Pasal 12 tentang pendaftaran akan mengakibatkan terkena Sanksi dan tarif Pajak Progresif, untuk informasi lebih lanjut para Wajib Pajak dapat menghubungi Kantor SAMSAT di wilayah masing-masing.
PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Saya berharap para pembacaMAU memberikan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Daftar Pustaka