Rabu, 17 Oktober 2012

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN



 
Konsep Keputusan

Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan.

Aspek-Aspek Pemilihan Keputusan

• Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
• Pembelian yang sering – Pembelian yang jarang
• Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
• Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
• Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan
• pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif



Penentuan Alternatif Pilihan

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.


Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:

1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.


Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :

1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahuisemua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic-man.

2.Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.

3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Model Sederhana Untuk Menggambarkan Pengambilan Keputusan Konsumen.
Pengaruh Eksternal


TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN

1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.



Sumber :

http://rivaldiligia.wordpress.com/2011/12/14/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/

Kamis, 11 Oktober 2012

Nilai-Nilai Individu


Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna. 

Definisi diatas bukanlah satu-satunya definisi nilai karena setiap disiplin ilmu yang berkepentingan terhadap konsep nilai memberikan definisi yang berbeda. Sebagai contoh, Milton Rokeach mengatakan bahwa nilai (values) adalah keyakinan abadi (enduring belief) yang dipilih oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu (mode of conduct) atau sebagai tujuan akhir tindakannya (end state of existence). Dari pengertian ini Rokeach kemudian membedakan nilai menjadi dua yaitu Terminal values dan instrumental values. Sementara itu Robin Williams Jr. menjelaskan bahwa values bukan hanya berfungsi sebagai kriteria atau standar untuk melakukan tindakan tetapi juga befungsi sebagai kriteria atau standar untuk melakukan penilaian, menentukan pilihan, bersikap, berargumentasi maupun menilai performance. Kedua definisi tsb menegaskan bahwa pilihan seseorang atau sekelompok orang atas beberapa pilihan lainnya yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu akan menjadikan pilihan tersebut sebagai keyakinan abadi. 
Penjelasan diatas secara tidak langsung menegaskan bahwa nilai cenderung bersifat permanen. Artinya sekali seseorang telah menentukan pilihan terhadap satu nilai tertentu – sesuatu yang dianggap benar, maka orang tersebut sulit mengubah pendiriannya. Kalaulah pendirian tersebut berubah maka perubahannya tidak terjadi dalam waktu pendek melainkan terjadi secara incremental. Hal ini sejalan dengan pendapat Hofstede yang mengatakan bahwa setiap individu telah memiliki mental program yang disebut individual mental programming.

Kriteria untuk menentukan nilai biasanya didasarkan pada pertimbangan moralitas yakni hal-hal yang seharusnya (ought to) atau sesuatu yang baik (good). Nilai (value) dengan demikian merupakan sesuatu yang seharusnya (bersifat ideal) yang biasa disebut espouse values dan bukan merupakan sesuatu yang sesunggungnya (value in use). Dalam batas-batas tertentu, norma prilaku juga sering dianggap sama dengan values dan menjadi pedoman untuk berprilaku. Konsep nilai seperti dikemukakan Rokeach dan William Jr. sering disebut sebagai personal atau individual values. Contoh nilai berkaitan dengan personal/individual values diantaranya adalah disiplin diri (self-discipline), pengendalian diri (self-control), kesalehan dan kebaikan hati seseorang. Sedangkan jika nilai-nilai tersebut dikaitkan dengan pekerjaan, misalnya seperti dikemukakan Hofstede, maka akan diperoleh konsep nilai yang lain yakni nilai-nilai kerja (work related values). Contoh nilai-nilai kerja misalnya job involvement dan komitmen. 



Fokus yang lebih besar pada nilai-nilai sebagai mode perilaku (nilai-nilai instrumental) sebagai lawan akhir-negara bagian keberadaan (nilai terminal). Karena itu, kami berkonsentrasi pada nilai-nilai yang menunjukkan mode perilaku. Juga, berbeda dengan akhir-negara dari keberadaan,mode perilaku memiliki lebih banyak kesamaan dengan nilai-nilai seperti yang biasa digunakan oleh peneliti dan praktisi untuk menggambarkan budaya organisasi.Nilai-nilai menentukan keyakinan pribadi seseorang tentang bagaimana ia "seharusnya" atau "Seharusnya" untuk berperilaku. Artinya, nilai seseorang tidak mencerminkan bagaimana ia atau dia ingin atau keinginan untuk berperilaku, melainkan, mereka menggambarkan nya diinternalisasi interpretasi tentang cara-cara sosial diinginkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perbedaan ini berasal dari nilai-nilai yang sebagian dipengaruhi oleh budaya. Artinya, nilai "menentukan batas-batas diperbolehkan biaya sebuah kepuasan expressional dengan membangkitkan konsekuensi dari seperti tindakan untuk bagian lain dari sistem.

Oleh karena itu, seorang individu yang nilai-nilai dapat menyebabkan dia untuk membantu orang lain, bahkan ketika alternatif perilaku akan memberikan kesenangan yang lebih besar, karena manfaat yang lebih luas untuk masyarakat lebih besar daripada ketidaknyamanan ini kepada. Sosial aspek nilai-nilai nyata dalam rasa bersalah bahwa pengalaman individu ketika mereka bertindak tidak konsisten dengan harapan sosial bahwa mereka mendorong. Dicahaya di atas, kita mendefinisikan nilai sebagai "keyakinan diinternalisasi seseorang tentang bagaimana ia harus atau seharusnya berperilaku.Jika salah satu sangat prihatin tentang perilaku di tempat kerja, maka kita akan menambahkan kualifikasi yang "bekerja" untuk definisi sebelumnyaKeyakinan yang ditanamkan dalam kognisisebagai elemen yang ideal diri skema sebagai lawan diri yang sebenarnya.

Sumber :
http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-individu-dan-sikap-kerja.html
http://renyyuniartiwd.blogspot.com/2012/02/nilai-individu-dalam-organisasi.html

Senin, 01 Oktober 2012

BAHASA MENJADI IDENTITAS SUATU BANGSA



http://warganegarayangbaik.files.wordpress.com/2011/11/demorkasi-1.jpg 
Bahasa adalah alat yang penting dalam kehidupan umat manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi untuk berinteraksi satu sama lain. Bahasa di negara Indonesia sangat beragam dan bermacam macam karena Indonesia adalah negara yang terdapat banyak suku-suku atau ras ras yang memiliki bermacam macam bahasa atau logat logat yang berbeda, contoh seperti : sunda, batak, betawi, madura dll. Namun meskipun Indonesia memiliki beragam bahasa dan kebudayaan mereka tetap menghormati semua kebudayaan yang ada di Indonesia. Bagi sebuah bangsa terutama Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan multisuku, ras, agama, dan bahasa daerah yang beragam, maka bahasa merupakan sebuah alat pemersatu bangsa terutama bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu atribut yang menjaga identitas bangsa Indonesia mesti dijaga, dipelihara serta dirawat bukan hanya oleh pihak berwenang tetapi juga oleh semua kita. Sebagaimana sifat atribut, maka Bahasa Indonesia memberikan suatu komponen yang lebih lengkap terhadap ke-Indonesia-an kita. Jika orisinalitas Bahasa Indonesia kurang terjaga maka suatu saat bangsa Indonesia mengalami suatu krisis identitas dikarenan lunturnya penggunaan atribut satu persatu yang menandakan lunturnya identitas kebangsaan kita.

Kini banyaknya bermunculan bahasa bahasa baru yang tidak sesuai EYD atau KBBI yang biasa disebut bahasa nonformal, gaul atau alay yang terpengaruh oleh modernisasi atau perubahan gaya hidup yang sangat terlihat daripada saat dahulu saat bahasa Indonesia yang masih digunakan secara formal dan sopan.