Kamis, 11 Oktober 2012

Nilai-Nilai Individu


Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna. 

Definisi diatas bukanlah satu-satunya definisi nilai karena setiap disiplin ilmu yang berkepentingan terhadap konsep nilai memberikan definisi yang berbeda. Sebagai contoh, Milton Rokeach mengatakan bahwa nilai (values) adalah keyakinan abadi (enduring belief) yang dipilih oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu (mode of conduct) atau sebagai tujuan akhir tindakannya (end state of existence). Dari pengertian ini Rokeach kemudian membedakan nilai menjadi dua yaitu Terminal values dan instrumental values. Sementara itu Robin Williams Jr. menjelaskan bahwa values bukan hanya berfungsi sebagai kriteria atau standar untuk melakukan tindakan tetapi juga befungsi sebagai kriteria atau standar untuk melakukan penilaian, menentukan pilihan, bersikap, berargumentasi maupun menilai performance. Kedua definisi tsb menegaskan bahwa pilihan seseorang atau sekelompok orang atas beberapa pilihan lainnya yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu akan menjadikan pilihan tersebut sebagai keyakinan abadi. 
Penjelasan diatas secara tidak langsung menegaskan bahwa nilai cenderung bersifat permanen. Artinya sekali seseorang telah menentukan pilihan terhadap satu nilai tertentu – sesuatu yang dianggap benar, maka orang tersebut sulit mengubah pendiriannya. Kalaulah pendirian tersebut berubah maka perubahannya tidak terjadi dalam waktu pendek melainkan terjadi secara incremental. Hal ini sejalan dengan pendapat Hofstede yang mengatakan bahwa setiap individu telah memiliki mental program yang disebut individual mental programming.

Kriteria untuk menentukan nilai biasanya didasarkan pada pertimbangan moralitas yakni hal-hal yang seharusnya (ought to) atau sesuatu yang baik (good). Nilai (value) dengan demikian merupakan sesuatu yang seharusnya (bersifat ideal) yang biasa disebut espouse values dan bukan merupakan sesuatu yang sesunggungnya (value in use). Dalam batas-batas tertentu, norma prilaku juga sering dianggap sama dengan values dan menjadi pedoman untuk berprilaku. Konsep nilai seperti dikemukakan Rokeach dan William Jr. sering disebut sebagai personal atau individual values. Contoh nilai berkaitan dengan personal/individual values diantaranya adalah disiplin diri (self-discipline), pengendalian diri (self-control), kesalehan dan kebaikan hati seseorang. Sedangkan jika nilai-nilai tersebut dikaitkan dengan pekerjaan, misalnya seperti dikemukakan Hofstede, maka akan diperoleh konsep nilai yang lain yakni nilai-nilai kerja (work related values). Contoh nilai-nilai kerja misalnya job involvement dan komitmen. 



Fokus yang lebih besar pada nilai-nilai sebagai mode perilaku (nilai-nilai instrumental) sebagai lawan akhir-negara bagian keberadaan (nilai terminal). Karena itu, kami berkonsentrasi pada nilai-nilai yang menunjukkan mode perilaku. Juga, berbeda dengan akhir-negara dari keberadaan,mode perilaku memiliki lebih banyak kesamaan dengan nilai-nilai seperti yang biasa digunakan oleh peneliti dan praktisi untuk menggambarkan budaya organisasi.Nilai-nilai menentukan keyakinan pribadi seseorang tentang bagaimana ia "seharusnya" atau "Seharusnya" untuk berperilaku. Artinya, nilai seseorang tidak mencerminkan bagaimana ia atau dia ingin atau keinginan untuk berperilaku, melainkan, mereka menggambarkan nya diinternalisasi interpretasi tentang cara-cara sosial diinginkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perbedaan ini berasal dari nilai-nilai yang sebagian dipengaruhi oleh budaya. Artinya, nilai "menentukan batas-batas diperbolehkan biaya sebuah kepuasan expressional dengan membangkitkan konsekuensi dari seperti tindakan untuk bagian lain dari sistem.

Oleh karena itu, seorang individu yang nilai-nilai dapat menyebabkan dia untuk membantu orang lain, bahkan ketika alternatif perilaku akan memberikan kesenangan yang lebih besar, karena manfaat yang lebih luas untuk masyarakat lebih besar daripada ketidaknyamanan ini kepada. Sosial aspek nilai-nilai nyata dalam rasa bersalah bahwa pengalaman individu ketika mereka bertindak tidak konsisten dengan harapan sosial bahwa mereka mendorong. Dicahaya di atas, kita mendefinisikan nilai sebagai "keyakinan diinternalisasi seseorang tentang bagaimana ia harus atau seharusnya berperilaku.Jika salah satu sangat prihatin tentang perilaku di tempat kerja, maka kita akan menambahkan kualifikasi yang "bekerja" untuk definisi sebelumnyaKeyakinan yang ditanamkan dalam kognisisebagai elemen yang ideal diri skema sebagai lawan diri yang sebenarnya.

Sumber :
http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-individu-dan-sikap-kerja.html
http://renyyuniartiwd.blogspot.com/2012/02/nilai-individu-dalam-organisasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar