Kamis, 10 Oktober 2013

Etika Bisnis ke 2



1.      Penjelasan hakikat bisnis
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia ( produk atau jasa ) yang bermanfaat bagi masyarakat. Businessman (Seorang pebisnis) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayani secara baik sehingga masyarakat menjadi puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si pebisnis akan mendapatkan keuntungan dan pengembangan usahanya.

2.      Menjelaskan karakteristik profesi bisnis
Profesi dirumuskan sebagai pekerjaan yangdilakukan untuk nafkah hidup dengan menggunakankeahlian dan ketrampilan dengan melibatkan komitmen pribadi dalam melakukan pekerjaan tersebut. Bisnis modernmensyratkan dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadiorang yang professional.Orang-orang yang professional selalu berarti orang -orang yang mempunyai komitmen pribadi yang tinggi, yang serius dalam pekerjaannnya, yang bertanggung jawab atas pekerjaannnya agar tidak sampai merugikan orang lain.

Menurut Keraf (dalam rindjin, 2004:63) suatu profesiyang diperlukan dan dihargai mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       Seseorang memilki pengetahuan, Keahlian, danketrampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang membentuk profesinya,yang membedakannya dengan orang lainnya.
b.      Terdapat kaedah dan standar moral .Pada setiap profesiselalu ada peraturan yang menentukan bagaimana profesi itu diajalankan.
c.       Seseorang perlu memilki ijin khusus atau lisensi untuk  bisa menjalankan suatu profesi. Hal ini dimaksudkanuntuk melindungi profesi tersebut dari orang-orang yangtidak profesional.
d.      Memberikan pelayanan pada masyarakat.

3.      Menjelaskan pergeseran paradigma dari pendekatan stockholder ke stakeholder

stockholder
shareholder atau stockholder Secara umum berarti pemegang saham dalam sebuah perusahaan, entah yg minoritas / mayoritas, biasanya berada di luar perusahaan.

Stakeholders
Perusahaan berdiri dan berkembang di dalam masyarakat tentunya dalam perkembangan tersebut tidak hanya mulus dan tanpa adanya masalah dalam keseharian berjalannya perusahaan. Terkadang timbul tekanan tekanan baik dari luar perusahaan ataupun dari dalam perusahaan. Tekanan ini sifatnya tidak selalu buruk, terkadang tekanan justru memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus berkembang dan membesarkan perusahaan.
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Public Relations “Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan.

4.      Menjelaskan tanggung jawab moral & sosial bisnis
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen , karyawan , pemegang saham , komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

5.      Menjelaskan kode etik perusahaan (contohnya)
Kode Etik (Patrick Murphy) atau kadang-kadang disebut code of conduct atau code of ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan dan sebagainya.
Latar belakang pembuatan Kode Etik adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki Kode Etik sendiri, mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya.

Manfaat Kode Etik Perusahaan :
·         Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
·         Kode Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
·         Kode etik menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
·         Kode Etik, menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).

CONTOH PERUSAHAAN PERTAMINA
Code of Conduct ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata Nilai PT PERTAMINA (Persero) 6C, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer Focused, Commercial dan Capable ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika usaha dan tata perilaku. Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan pekerja sebagai Insan PERTAMINA dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Penerapan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk:
1.      Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan Misi perusahaan.
2.      Menjabarkan Tata Nilai Perusahaan 6C sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas.
3.      Menjadi acuan perilaku insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.
4.      Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan PERTAMINA dapat menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak.


6.      Menurut covey sebuah keputusan yang baik adalah yang bisa menyeimbangkan keempat kompetensi yaitu : tubuh (PQ), intelektual (IQ), Hati (PQ) dan jiwa / roh (SQ). Berikan penjelasan apakah anda setuju / tidak, kemukakan pendapat&berikan contoh

Setuju, karena untuk mendapatkan keputusan yang baik kita membutuhkan intelegen dan jiwa  yang baik seimbang dengan tubuh yang menjadi media dimana kita mengambil keputusan, ditambah dengan hati yang menunjang keputusan dengan perasaan atau insting sang pengambilan keputusan.


Sumber Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar