Seluruh aktiva pabrik, kecuali tanah, mengalami
depresiasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah fisik dan
fungsional. Depresiasi fisik muncul dari penggunaan aktiva pabrik yang
sebenarnya. Depresiasi fungsional berhubungan dengan faktor-faktor keusangan
seperti kemajuan teknologi dan kebutuhan yang kurang akan suatu produk. Tujuan
mencatat depresiasi adalah untuk menunjukkan penurunan kegunaan dari suatu
aktiva, bukan penurunan dari nilai pasarnya. Depresiasi hanya mengurangi nilai perkiraan
aktiva pabrik, dia tidak mengurangi perkiraan kas atau mempengaruhi aliran kas.
2. menentukan depresiasi
Faktor-faktor yang menentukan beban depresiasi adalah
biaya awal, nilai sisa dan usia kegunaan. Depresiasi hanya dapat diperkirakan
karena dia tergantung dari beberapa perubahan unsur-unsur yang potensial. Nilai
sisa adalah nilai apapun yang tetap ada setelah aktiva dihentikan. Perhitungan
depresiasi berdasarkan biaya awal dikurangi nilai sisa. Beberapa metode
digunakan untuk menghitung depresiasi. Metode garis lurus adalah yang paling
terkenal. Metode-metode depresiasi yang berbeda dapat digunakan untuk informasi
laporan keuangan dan keperluan pajak.
3. metode METODE DEPRESIASI
A. METODE garis lurus
Metode garis lurus untuk depresiasi membebankan jumlah
yang sama dari depresiasi untuk setiap periode selama usia kegunaan aktiva
tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya awal
dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia. Oleh karena
kemudahannya, maka dia merupakan metode yang paling banyak digunakan.
Rumus
Harga
Perolehan = (harga beli) / (umur ekonomis x 12 bulan)
Contoh:
Misal :
Harga perolehan
aktiva adalah Rp. 1.000.000,-
Umur ekonomis
aktiva adalah 5 tahun
Maka perhitungan
besarnya penyusutan aktiva per bulan adalah :
Rp. 1.000.000,- /
(5 x 12)
= Rp. 1.000.000,-
/ 60
=
16666.666666666666666666666666667
B.
metode unit
produksi
Metode unit
produksi menentukan beban depresiasi berdasarkan jumlah aktiva yang digunakan.
Panjangnya usia dari suatu aktiva ditunjukkan dalam bentuk kapasitas produksi.
Biaya mula-mula dikurangi nilai sisa apapun dibagi dengan kapasitas produksi
untuk menentukan tingkat depresiasi unit produksi pemakaian per unit. Sebagai
contoh, pemakaian unit-unit dapat diperlihatkan dalam kuantitas barang-barang
yang diproduksi, jumlah jam yang digunakan, sejumlah pemotongan, jumlah mil
yang dikendarai atau muatan ton.
Beban
depresiasi dalam suatu periode ditentukan dengan cara mengalikan pemakaian
tingkat tetap unit produksi. Metode depresiasi ini umumnya digunakan ketika
pemakaian aktiva berubah-ubah dari tahun ke tahun.
Rumus menghitung depresiasi :
Tarif depresiasi = Harga perolehan-nilai sisa/kapasitas produksi
Tarif depresiasi = Harga perolehan-nilai sisa/kapasitas produksi
Contoh
PT Garuda Nusantara membeli mesin penggilingan padi seharga
Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras, umur 4 tahun. Adapun
perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut :
Tahun 1 : 15 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton
Jawab
Depresiasi tahun.ke1 =
Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-
C.
metode saldo
menurun
Metode saldo
menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang
popular untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali
dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Metode ini tidak
memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau
menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak
dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah
lebih tinggi di tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.
Rumus Depresiasi Saldo Menurun :
{ (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan/Nilai Buku
{ (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan/Nilai Buku
Contoh
CV. Matahari Fajar membeli peralatan pada tanggal 3 Januari
2007 seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari
harga perolehan. Umur ekonomis 4 tahun ( nilai sisa tidak digunakan hanya
jebakan saja).
jawab
Depresiasi 2007 ={ ( 100% /4) x 2 } x
Rp. 50.000.000
= Rp. 25.000.000,-
= Rp. 25.000.000,-
D.
metode jumlah
angka tahun
Metode jumlah
angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi
tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan
mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan
adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya =
1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Untuk
tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.
Rumus = N (N+1)/2
Contoh
CV.
Bawal membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada tanggal
3 Januari 2006.
Jawab :
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1 = 10
Depresiasi 2006 = 4/10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1 = 10
Depresiasi 2006 = 4/10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000
4.
membandingkan
metode-metode depresiasi
Metode-metode
depresiasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda juga, dan dalam beberapa
keadaan kegunaan dari metode depresiasi tertentu disarankan. Ketika penggunaan
aktiva berfluktuasi dari waktu ke waktu, metode unit produksi dianjurkan. Untuk
aktiva yang
kegunaannya
menurun lebih awal, dan mereka ditujukan terhadap biaya pemeliharaan yang
tinggi sehubungan dengan bertambahnya usia mereka, maka bentuk dari depresiasi
yang dipercepat harus digunakan, misalnya metode saldo menurun dan jumlah angka
tahun.
5.
depresiasi dan
pendapatan pajak
Untuk
kepentingan pajak, metode depresiasi garis lurus, saldo menurun, jumlah angka
tahun, dan unit produksi diperkenankan sebelum tahun 1981. Antara tahun 1980
dan 1987, baik metode garis lurus maupun Sistem Pemulihan Biaya Dipercepat / Accelerated
Cost Recovery System (ACRS) dapat digunakan. Undang-undang Perbaikan
Pajak / The Tax Reform Act tahun 1996 merevisi ACRS dengan menyediakan
daftar nilai depresiasi untuk delapan kelas aktiva pabrik. Penggunaan metode
depresiasi dipercepat mengurangi kewajiban pajak dan meningkatkan aliran kas.
6.
meninjau
kembali perhitungan depresiasi
Oleh karena
depresiasi merupakan perkiraan, maka dia perlu sering direvisi secara periodik
selama kehidupan aktiva. Kesalahan dalam memperkirakan nilai sisa, tahun-tahun
umur kegunaan, ataupun keduanya memerlukan suatu revisi. Revisi dari
depresiasi hanya mempengaruhi beban depresiasi di masa yang akan datang.
7.
membukukan
beban depresiasi
Ketika
depresiasi dibukukan, perkiraaan Beban Depresiasi didebitkan, dan Akumulasi
Depresiasi dikreditkan. Akumulasi Depresiasi merupakam perkiraan
lawan/pengganti aktiva yang menurunkan nilai aktiva pabrik. Penggunaan
perkiraan lawan/pengganti membolehkan aktiva untuk diperlihatkan pada biaya,
dan dengan demikian memberikan perhitungan yang lebih mudah jika suatu revisi
diperlukan atau metode depresiasi yang berbeda digunakan. Pada saat suatu
aktiva terjual, maka seluruh perkiraan yang berhubungan dengan depresiasi
aktiva tersebut disesuaikan.
8.
metode
penyusutan gabungan
Metode
depresiasi penyusutan gabungan menentukan depresiasi dari sekelompok aktiva
pabrik yang sama dengan menggunakan suatu nilai tunggal. Nilai ini ditentukan
dengan cara membagi depresiasi tahunan dengan biaya total yang sebenarnya dari
aktiva. Meskipun peralatan tertentu dalam kelompok mungkin ditanbahkan dan
diberhentikan, metode ini mengasumsikan bahwa gabungan tersebut akan tetap
didak berubah. Keuntungan dan kerugian dari pemberhentian atau pelepasan aktiva
tidak diakui.
Sumber : https://www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar